Tuesday, September 7, 2010

Kecamatan Pulau Maya Karimata

Pulau Maya Karimata (PMK) merupakan salah satu Kecamatan pantai yang terletak disebelah Timur Kabupaten Kayong Utara. Kecamatan ini terdiri dari beberapa gugusan pulau kecil, yaitu 61 pulau besar dan kecil. Luas PMK mencapai 1.099 KM2 (3,07 %) dengan penduduk berjumlah 17.269 jiwa dan 26 dari pulau tersebut tidak ada penghuninya. Pulau pulau kecil ini merupakan kekayaan dari kecamatan PMK yang perlu dipelihara dan diselamatkan keberadaannya.
Kekayaan yang berada diperut bumi, didasar laut dan didaratan belum diketahuisecara pasti dan ini merupakan potensi alam yang belum tergarap. Pusat pemerintahan kecamatan terletak di Tanjung Satai yang termasuk dalam gugusan Pulau Maya. Untuk menuju ke kecamatan ini hanya dapat dilalui dengan kendaraan air, berupa kapal kelotok, speed boat, dan perahu layar. Demikian juga hubungan antar desa yang terdiri dari pulau pulau, sangat tergantung dengan kendaraan air. Namun bila musim angin besar kapal kapal kecil agak sulit untuk melintasan kawasan pulau pulau ini, terutama pada saat angin Barat dan Angin Selatan. Letak kecamatan ini cukup strategis diantara Selat Karimata dan Laut China selatan, sehingga merupakan tempat pelayaran antar pulau dan antar negara. Beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Jepang memanfaatkan pelayaran melalui selat Karimata untuk jalur perdagangan. Pada zaman penjajahan Belanda kawasan ini merupakan jalur perdagangan antar Tiongkok menuju Eropa, oleh karena itu lintasan ini sering juga disebut lintasan segi tiga emas antara Kalimantan, Johor dan Singapura. Di kawasan ini juga terdapat kawasan Cagar alam Pulau Maya Karimata yaitu merupakan kawasan perlindungan alam yang terletak di selat Karimata yang berdekatan dengan Laut China Selatan da Pulau Kalimantan. Kawasan ini meliputi hutan pantai, hutan berkarang, luasnya mencapai 105.000 ha, secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Pulau Maya Karimata - Kabupaten Ketapang - Kalimantan Barat. Pulau-pulau di kecamatan Pulau Maya Karimata Pulau Maya adalah:
1. Pulau Korok
2. Pulau Karimata
3. Pulau Aur
4. Pulau Penebangan
5. Pulau Julai
6. Pulau Pelapis Air asin
7. Pulau Terusan Haji
8. Pulau Buan
9. Pulau Burung
10. Pulau Meladang
11. Pulau Gurung Besar
12. Pulau Layah Besar
13. Pulau Gurung Kecil
14. Pulau Betok
15. Pulau Aruh
16. Pulau Pelapis Tengah
17. Pulau Perling
18. Pulau Pelapis Kelelawar
19. Pulau
20. Hantu
21. Pulau Suka
22. Pulau Nanas laut
23. Pulau Pelapis Ayer tiris
24. Pulau Bulat
25. Pulau Serutu
26. Pulau Mensigi
27. Pulau Sireh
28. Pulau Layah Kecil
29. Pulau Pandan
30. Pulau Bakung Kecil
31. Pulau Bangkung Besar
32. Pulau Lesing
33. Pulau Macan
34. Pulau Tawas
35. ulau Papan
36. Pulau Besi
37. Pulau Genting
38. Pulau Geresik
39. Pulau Mentangor
40. Pulau Pelubang
41. Pulau Uma
42. Pulau Air
43. Pulau Kerawang
44. Pulau Sungur
45. Pulau Tonkong Perangih
46. Pulau Sumur
47. Pulau Kera
48. Pulau Bulu
49. Pulau Penangis
50. Pulau Kepayang
51. Pulau Ular
52. Pulau Leman
53. Pulau Nibung
54. Pulau Surung Gading
55. Pulau Genting
56. Pulau Begunung
57. Pulau Belian
58. Pulau Busung
59. Pulau Dua
60. Pulau Meresak
61. Pulau Nanas

Dari: Wikipedia

SUKADANA

Sukadana adalah batu cap atau batu bergambar (rock painting) yang berada di Desa Sedahan, kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, merupakan salah satu peninggalan sejarah pada masa lampau. Peninggalan ini diduga merupakan warisan nenek moyang bangsa Ketapang yang pertama kali meninjakkan kaki di Kalimantan.
Keturunan orang Ketapang menurut legenda berasal dari Indochina atau India belakang, berimigrasi ke Kalimantan dan terlebih dahulu singgah di Kepulauan Karimata. Kemudian tempat pendaratan ke dua adalah Sukadana yang pada masa dulu merupakan tempat yang strategis dilihat dari Laut Cina Selatan
Batu bergambarkan coretan yang sampai kini belum jelas artinya ini merupakan situs purbakala yang ditemukan sejak tahun 1874 diduga merupakan jejak imigran itu. Menurut beberapa Arceolog yang datang, batu bertulis ini sudah tercatat di Jakarta sebagai Situs Purbakala, ditemukan sejak tahun 1874 tetapi tidak mengetahui siapa yang menemukan perama kali batu itu. Dugaan sementara batu ini ada pada zaman sebelum mengenai tulisan , jauh lebih tua dari batu bertulis yang ada.
Batu Cap ini ramai dikunjungi oleh kalangan orang Tionghoa, untuk berbagai keperluan. Sedang pihak pengunjung lain misalnya adalah para peneliti dari Pusat Arkeolog nasional di Jakarta dan para peneliti muda bidang pra sejarah dari Balai Arkeolog yang ada di Bandung dan sejumlah Mahasiswa peneliti lainnya.
Kepala Kantor Informasi Kebudayaan dan pariwisata (inbudpar)Ketapang Yudo Sudarto usai mengadakan kunjungan ke situs ini mejelaskan, bahwa jati diri sebuah bangsa merupakan kekuatan utama untuk menghadapi persaingan global yang terasa semakin ketat dewasa ini. Kearifan masa lalu dapat dipakai sebagai pijakan menentukan arah strategi suatu bangsa untuk mempertahankan eksistensinya. Karena disadari atau tidak, nilai-nilai yang terkandung dalam objek peninggalan masa lalu sangat bermanfaat, antara lain dalam bidang akademi, ideologi, serta ekonomi. Untuk mengunjungi tempat ini dapat menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Tranportasi cukup lancar, namun pengunjung perlu menempuh berjalanan mendaki selama 1 jam untuk dapat mencapai lokasi di bukit yang cukup terjal.
Gua tersebut merupakan gua alam, diduga merupakan tempat pemujaan atau tempat bersemedi nenek moyang bangsa Indonesia. Lebar batu 14 meter dengan dinding yang bergambar seluas 10 m2. Tulisan yang tampak berbentuk coretan gambar dan lambang-lambang seperti huruf paku yang tidak jelas. Belum banyak yang diungkap dari para peneliti mengenai batu cap ini, mengingat struktur huruf atau gambar yang berbeda dengan penemuan lainnya di Indonesia. Situs ini sekarang sudah masuk cagar Budaya di Kabupaten Ketapang.

Dari : Wikipedia Indonesia

Monday, September 6, 2010

Kerajaan Matan Sukadana

Apabila kita simak secara singkat riwayat kerajaan Matan,bermula dari cerita rakyat Ketapang tentang “Puteri Junjung Buih” atau Dayang Putung.Ia diketemukan hanyut di atas buih oleh seorang Rangga Santap petinggi dari Majapahit..Puteri Junjung Buih dikawin kan dengan Pangeran Brawijaya,keturunan Majapahit,ia mendirikan kerajaan dimuara sungai Pawan kemudian digantikan anaknya Pangeran prabu Jaya atau Bapurung tahun 1431,ia digantikan puteranya Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).

Kerajaan Matan Sukadana yang disebut pula kerajaan Tanjungpura menjadi Bandar perdagangan besar dibagian barat Kalimantan.

Matan memjadikerajaan Islam Pada masa Panembahan Baruh (1538-1550).ia digantikan Panembahan GIri Kesuma (1550-1600) yang kawin dengan Puteri kerajaan Landak (persatuan Landak dan Matan).
Ketika Panembahan Giri Kesuma wafat tahun 1600,istrinya menjabat wali Negara,karena Putera mahkota Panembahan Giri Kesuma masih kecil…Tahun1604,Matan mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC) yang menimbulkan kemarahan Raja Mataram.Tahun 1622 Mataram mengirim Tumenggung Baurekso,Bupati Kendal menyerang Matan.

Giri Mustika menjadi sultan kerajaan Matan dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659) ipar dari Raja Tangah,paman Sultan Sambas pertama.ia digantikan Sultan Muhammad Zainuddin I (1659-1724).Saudara Sultan Muhammad Zainuddin kawin dengan Raden Bima Sultan Sambas Kedua dengan gelar (Sultan Muhammad Tajuddin).
Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan pewarisan intan kobi.Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan dibawah kuasa Banten.Pada peperangan ini Panembahan Agung Sandora kini sultan Zainuddin,mengadakan penghianatan ingin menduduki tahta,sehingga Sultan Muhammad Zainuddin menyingkir kekota Waringin (Banjar) .Dengan bantuan Daeng Berlima yaitu : Opu Daeng Manambun,Opu Daeng Kemasi,Opu Daeng Parani,Opu Daeng Marewah dan Opu Daeng Chelak,kedudukan Sultan Muhammad Zainuddin dapat dipulihkan kembali.Opu Daeng Manambun dikawinkan dengan anak Sultan Muhammad Zainuddin yaitu Puteri Kesumba.Opu Daeng Manambun kemudian diangkat oleh Sultan Muhammad Zainuddin menjadi Panembahan Mempawah,menggantikan Panembahan Senggawok.
Oleh Sultan Muhammad Zainuddin Kerajaan Tanjung Pura Matan dibagi bagi kepada puteranya.Pangeran Mangkurat di Imdralaya,Pangeran Ratu Agung di di Simpang dan Pangeran Martadipura di Karta pura.
Tahun 1724 Sultan Muhammad Zainuddin wafat digantikan Sultan Ma’aziddin (1724-1762) sebagai Sultan Matan.

Pantai Pulau Datok

Pantai Pulau Datok
Pantai Pulau Datok merupakan salah satu primadona wisatawan karena pada musim-musim tertentu seperti liburan sekolah, hari-hari raya keagamaan dan libur Nasional, Pantai Pulau Datok ini ramai dikunjungi wisaawan dari dalam maupun luar kota Sukadana.
Lokasi objek wisata Pantai Pulau Datok ini berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Palong, Pantai Pasir Mayang serta Pantai Tambak Rawang. Pantai Pulau Datok terletak di kaki gunung Peramas yang menawarkan suasana asri dan nyaman untuk bersantai dan relaksasi bersama keluarga dan kolega. Pantai ini berpasir halus berbentuk telur dengan kecekungan cukup dalam. Selain itu Pantai Pulau Datok juga memiliki kelandaian yang cukup baik dengan kondisi permukaan (morfologi) yang cukup bervariasi. Pasir di Pantai ini juga di kategorikan cukup baik, berbutir halus, agak putih dan cukup bersih.
Lingkungan di Pantai Pulau Datok cukup baik dan rapi, vegetasi akasia berbaris rapi di sepanjang jalan masuk disamping pohon-pohon besar lainnya seperti penage hingga semak belukar yang meneduhi dan membawa suasana sejuk di pantai. Pantai Pulau Datok cukup aman terhadap terpaan gelombang dari laut Selatan Karimata karena dikelilingi tanjung berbatu sebelah kiri dan kanan.
Suasana pagi di Pantai Pulau Datok cukup segar. Matahari pagi terbit dari arah kota Sukadana, naik perlahan menyinari Pantai Pulau Datok dengan pepohonannya. Dikala sore, pengunjung dapat menikmati pemandangan terbenamnya matahari di ufuk barat. Bias sinar matahari yang memerahi langit menambah hining dan suasana asri pantai.
Kondisi lingkungan di sekitar obyek wisata Pantai Pulau Datok ini relatif baik didukung dengan rindangnya tumbuhan pohon lindung akasia di kiri dan kanan sepanjang jalan masuk menuju lokasi. Kondisi hutan sekitarnya juga masih alami. Pemukiman penduduk disekitar lokasi pun tak begitu padat apalagi di dalam lokasi obyek. Dataran rendah dengan pemukiman berpasir mendominasi lokasi obyek. Kiri kanan lokasi obyek merupakan dataran tinggi dengan struktur tanah kuning (clay) dan batu belah yang sering digunakan sebagai material bangunan.
Luas lahan yang ada di kawasan Pantai Pulau Datok ± 100 Ha, dengan ketersediaan lahan ± 20 Ha untuk pengembangan kepariwisataan. Lahan tersebut mencakup beberapa bagian yang sangat potensial seperti : bagian pantai yang indah, bagian tanjung yang menarik untuk aktivitas hiking, panjat tebing, dan rintangan alam, bagian hutan mangrove di ujung pantai sangat baik untuk pusat penelitian, cagar alam, habitat biota laut, dan sebagainya.
Pantai Pulau Datok sering juga digunakan sebagai lokasi /tempat pementasan panggung hiburan music, baik itu artis local maupun artis ibu kota serta cocok untuk lokasi perkemahan/camping bagi pelajar, mahasiswa dan umum.
Tidak jauh dari lokasi ini terdapat pula Pulau Datok dengan daya tariknya berupa makam tua yang dikeramatkan disampng jenis fauna seperti burung madu, kera, lutung, dan lain-lain.

Dari : Sukadanaku

Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keaneka-ragaman hayati bernilai tinggi, dan berbagai tipe ekosistem antara lain hutan mangrove, hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
Taman nasional ini merupakan satu-satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang terbaik dan terluas di Kalimantan. Sekitar 65 persen kawasan, masih berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar.
Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan tumbuhan obat.

Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5-6 hari.

Tercatat ada 190 jenis burung dan 35 jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini.
Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong. Wisata bahari dan berenang
Gunung Palung (1.116 m. dpl) dan Gunung Panti (1.050 m. dpl). Pendakian, air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan berkemah.
Cabang Panti. Pusat penelitian dengan fasilitas stasiun penelitian, wisma peneliti dan perpustakaan.
Kampung Baru. Pengamatan satwa bekantan.
Sungai Matan dan Sungai Simpang. Menyelusuri sungai, pengamatan satwa dan wisata budaya (situs purbakala).
Atraksi budaya di luar taman nasional:
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :
Dari Ketapang (plane) selama 1,5 jam, atau dengan kapal motor antara 6-7 jam, dilanjutkan ke Sukadana (kendaraan roda empat) sekitar dua jam. Dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam. Pontianak - Teluk Batang (speed boat) empat jam dan dilanjutkan ke Teluk Melano (kendaraan roda dua) sekitar satu jam. Pontianak - Teluk Melano (speed boat) antara 9-10 jam.

Dari : Ceritaku

Indahnya Pemandangan bawah Laut Kayong Utara

Selain memiliki wisata alam dan lokasi cagar budaya, Kabupaten Kayong Utara memiliki wisata bahari. Wisata yang menawarkan eksotisme, terutama taman laut dan terumbu karang. Keindahan dinikmati di objek wisata yang berlokasi di pulau-pulau kecil seperti Pulau Pelapis, Pulau Karimata, Pulau Penebang, Pulau Layak, Pulau Serutu, Pulau Pandan dan masih banyak lagi.
Para wisatawan asing maupun dalam negeri dipastikan tertarik untuk berkunjung ke pulau-pulau tersebut. Keunggulan utamanya lantaran objek wisata alam bawah lautnya yang tak menutup kemungkinan melebihi tempat wisata bahari lain di Indonesia.
Menurut Bupati Kayong Utara Hildi Hamid, salah satu faktor pendukung pengembangan pariwisata adalah dukungan prasarana. Dalam hal ini butuh usaha maksimal dalam membangun infrastruktur maupun fasilitas lainnya sehingga dapat berkontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dia mencontohkan perlunya pembangunan akses jalan yang langsung menuju ke Taman Nasional Gunung Palong (TNGP) dan penyediaan kapal wisata yang bisa membawa wisatawan ke pulau-pulau kecil yang memiliki wisata bahari.
Sayang jika kondisi alam di Kayong Utara, terutama yang terdapat di Sukadana tak dikembangkan dan dilestarikan. Apabila semua potensi wisata itu dikelola dengan baik, maka kiprah Kayong Utara akan tampak di pentas lokal, nasional maupun internasional.
"Faktor pendukung lain yang berdampak terhadap maju mundurnya pariwisata adalah pengembangan sumber daya manusia," tuturnya.
Wajar saja jika Kantor Pariwisata Seni dan Budaya akan berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata secara profesional.
Kayong Utara berada pada posisi daerah pantai, pada dasarnya memiliki beraneka ragam budaya karena dihuni beberapa suku di antaranya Melayu, Madura, Jawa, Bugis, Tionghoa, dan Suku Bali yang berada di Desa Sedahan, Kecamatan Sukadana.
Perbedaan budaya masyarakat Kayong Utara bukan persoalan mendasar. multi budaya, sangat berpengaruh dalam menopang dunia pariwisata di kabupaten yang terkenal dengan buah duriannya ini. Kenekaragaman budaya Kayong Utara dapat dilihat dari sejarah Kayong Utara berupa peninggalan-peninggalan kerajaan yang pernah berjaya di persada bumi Kayong Utara.
Peninggalan tersebut, antara lain Pedang Kerajaan Sukadana yang berasal dari Siak Indragiri, Lonceng Kerajaan, Beduk Masjid yang saat ini masih ada dan peninggalan-peninggalan situs lainnya. Perbedaan budaya di Kayong Utara jika berhimpun bersama akan memberikan efek percepatan pembangunan di segala bidang.
"Seperti pasir, semen, batu, batu bata, kapur, besi, dan air, semuanya elemen berbeda namun jika disatukan dengan sistem yang baik bisa menjadi bangunan rumah yang kukuh," katanya.

Sumber : Ceritaku

Tentang Kayont Utara

Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Sukadana. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.
Kabupaten Kayong Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.


Daerah wisata
Pantai Pulau Datok
# Pantai Pulau Datok
Pantai Pulau Datok adalah salah satu taman wisata alam yang ramai dikunjungi . Pada saat saat liburan atau hari-hari biasa. kawasan ini tergolong ramai bahkan dapat disebut sebagai tempat wisata yang nomor satu banyak pengunjungnya. Tiap tahun wisata pantai ini menyedot ribuan pengunjung yang datang dari berbagai kecamatan di Wilayah kabupaten Ketapang. Pantai yang teletak di kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) ini memiliki panorama alam yang indah. Perpaduan antara pantai dan bukit, serta teluk merupakan tempat yang idial untuk parawisata. pada saat musim liburan & lebaran Pengunjung akan semakin banyak datang kepantai pulau datok, akantetapi potensi ini masih belum tersentu oleh pemerintah kota. jika pemerintah kota dapat menunjuk pengelola yang berkompeten makan bukan tidak mungkin akan memberikan pemasukan daerah melalului sektor pariwisata. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota sukadana juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dengan menggunakan sepeda motor pengunjung sudah dapat mendatangi daerah wisata ini. Dari kabupaten ketapang saja jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 86 Km dari Kota Ketapang. Jalan menuju pantai ini relatif baik,dengan telah diaspalnya jalan menuju pantai pulau datok ini. Letak ojek wisata ini juga bisa ditempuh melalui jalan air, Bila anda dari kota Pontianak dapat menuju kawasan ini menggunakan speed boat dari “pelabuhan SENG HI” ke SUKADANA , baru kemudian menggantinya dengan perjalan darat sekitar 3 Km. Speed Boat ini tersedia tiap hari dengan tarip Rp 175 ribu rupiah, tiap jam 9 dari palabuhan Speed SENH HI ( Depan ViHara). Biasanya pada bulan desember - januari merupakan saat yang tepat untuk melakukan wisata mengunjungi kota tertua di Kalbar ini, karena pada bulan-bulan ini penduduk setempat sedang melakukan panen durian. Biasanya Tiap panen besar atau disebut buah RAYA penduduk banyak menghasilkan dodol durian yang di daerah setempat disebut lempok, lempok-lempok produksi KKU ini sudah sering di pamerkan dipameran-pameran jajanan daerah, bahkan sudah menembus pasar dunia. Durian asli dari daerah ini juga sering dijual keluar kabupaten dan biasanya tujuan utamanya kedaerah kabupaten Ketapang. Selai memiliki rasa yang khas durian dari sukadana ini juga memiliki keanekaragaman varitasnya ( Variant) juga banyak, sehingga cocok untuk para ilmuawan yang akan meneliti buah durian di kawasan ini. Tak hanya durian, monyet, hewan dan orang hutan ( Pongo pygmeus) pada saat panen durian juga datang ke kebun kebun buah pada siang hari, sehingga saat ini juga merupakan saat yang tepat untuk meneliti prilaku satwa orang hutan langsung dialamnya. Jadi sambil berwisata kuliner pegunjung juga dapat menikmati kehidupan binatang liar yang tedapat di daerah Sukadana ini. Untuk mendukung pelancong kedaerah ini pemerintah juga telah memperbaiki sarana jalan dan fasilitas pendukung lainnya. Pemkot juga telah mendatangkan Inpestor untuk membuat Hotel tempat untuk menginap, sampai saat ini pembangunannya telah mencapai 40% . Dengan adanya pembangunan Hotel ini maka akan semakin lengkap lah pasilitas yang mendukung kenyamanan para pelancong. Adapun letak hotel yang sedang dibangun ini berada ditepi pantai sehingga akan menambah kesan eksotiknya, pemandangan yang ada dipantai pulau datok ini pun tidak kalah indahnya dengan pantai-pantai di daerah Kuta Bali ( dikutip dari talk show empat mata ). Selain wisata pantai Eko tourisme juga mempunyai prospek di daerah KKU ini, pantai yang terletak di Kecamatan Sukadana ini merupakan bagian dari kawasan taman nasional gunung Palung. Kenekargaman hayati (biodiversiti) di kawasan ini juga terkenal di seluruh dunia.
Dari : Wikipedia Indonesia